Dalam berbagai perancangan, kemampuan pada mempresentasikan sebuah desain dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Melalui sketsa tangan, 3d melalui proses komputerisasi bahkan hingga melalui wujud model yang berbentuk maket studi dan sebagainya. Tampilan menggunakan sketsa tangan memiliki cara unik yang menuntut pembuatnya untuk selalu melatih keahlian dalam menggoreskan pinsil atau pena atau alat alat tulis lain diatas media kertas atau kanfas. Selain bakat, sesungguhnya kemampuan ini bisa didapatkan melalui pembiasaan dalam berlatih. Diawali dengan men-sketsa gambar yang sudah menjadi produk sketsa, kemudian ditingkatkan lagi mencoba men-sketsakan objek-objek yang memiliki dimensi kecil-sedang-hingga pada objek yang lebih besar. Kemudian dalam proses yang lebih lanjut dapat dilatih kembali bagaimana merekam suasana ruang, yang akan “melibatkan” cahaya alami, cahaya buatan hingga pada bayangan. Gelap terang sketsa yang di hasilkan akan memberikan kesan yang lebih hidup bagi hasilnya nanti. Mengenal teknik rendering cahaya bisa dimulai dari merekam gambar dalam ruang interior, kemudian setelah dirasa cukup, dapat melanjutkan sketsa selanjutnya di luar ruangan.
Hasil sketsa disini menarik bukan hanya karena teknik mengambarnya yang baik, namun kemampuan dalam mengambil sudut pandang terhadap sebuah objek, mengkomposisikannya dalam media gambar, hingga pada pencahayaan. Hampir sama dengan teknik fotografi, sketsa dapat menggunakan kidah rule of third.
Keren Pak Panji, saya baca-baca ya blognya, hehe
Terimakasih Pak Herman, salam kenal dan sukses selalu…
Hello! Cool post, amazing!!!
thanks…