Perencanaan Kawasan Wisata dan Perencanaan-perencanaan lainnya merupakan beberapa tema yang akan terus lahir sebagai sebuah solusi alternatif dalam Pengembangan Wilayah. Oleh sebab itu sudah sepatutnya sebuah daerah harus memiliki Perencanaan Tata Ruang yang baik, yang tentunya lahir dengan memperhatikan potensi lokal yang ada dan menjadikannya sebagai sebuah kekuatan Khas Daerah sebagai kekuatan Visi dalam mencapai Misi daerahnya masing-masing. Dan sebaliknya juga harus mampu melihat apa yang menjadi kelemahan yang dimiliki atau bahkan mampu memberikan solusi-solusi terbaik untuk mengubah kelemahan daerahnya menjadi sebuah potensi yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

Kawasan dalam arti spasial akan menjadi tempat “bermimpi dan berkarya” bagi para “penunggunya”. Individu misalnya akan selalu mencoba berusaha meningkatkan kemampuannya di segala hal untuk bisa mampu bertahan hidup dalam setiap perubahan masa. Lembaga atau Pemerintahan dalam arti individu yang lebih luas, akan selalu berusaha meningkatkan “kemapanan” daerahnya untuk mampu terus maju dalam era yang selalu terbarukan sebagai pengaruh dari perkembangan lokal, regional, bahkan mungkin pengaruh perkembangan dari dunia luar yang lebih besar.

Dalam zona wisata tulang bawang, Tidak jauh dari sisi utara kota (km 95), terdapat desa Cakat/ Nyenyek yang merupakan tempat penjualan produk ikan air tawar (ikan kering, ikan asin/ asap, terasi). Desa ini terletak disisi jalur lintas timur sumatera. Terdapat pula rumah makan khas Lampung (Pindang Baung, seruit).

Berdasarkan PERDA Kabupaten Tulang Bawang Barat, No. 5, Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tulang Bawang 2012-2032, Pada BAB IV, Rencana Pola Ruang Wilayah, Paragraf 6, Kawasan Peruntukan Wisata, Pasal 39, maka ditetapkanlah pada butir ke 4 Bahwa kawasan Cakat Nyenyek yang berada di Kecamatan Menggala Timur, ditetapkan sebagai Kawasan Wisata Buatan.

Lokasi Perencanaan

Lokasi persil lahan Perencanaan Masterplan Kawasan Wisata Perahu Sungai Cakat Nyenyek ini memiliki luas lahan 21.863 m2 yang saat ini berfungsi sebagai penempatan titik Pos Curah Hujan Menggala, di Kecamatan Menggala dengan letak geografis berbatasan dengan :

  • Utara   : Lahan Milik Areal Perusahaan Swasta
  • Selatan   : Lahan Kebun
  • Timur   : Jalan Lintas Timur
  • Barat   : Sungai Tulang Bawang

Kondisi eksisting lahan memiliki kontur yang relatif datar dan terbuka. Kondisi ini dapat menjadi potensi pengembangan yang baik dimana lokasi dapat terlihat secara jelas terutama saat berada pada level yang lebih tinggi dari lokasi, misalnya pada saat melintas di Jembatan Cakat Nyenyek.

Ketersediaan akses juga sudah terlihat mengingat lokasi ini memang berfungsi sebagai Titik Pos Hujan. Ini merupakan embrio yang baik meskipun tentunya dalam penataan Masterplan Kawasan perlu di perjelas orientasi dari akses dan sirkulasinya.

Berbatasan langsung dengan Akses penting pada bagian Timur dan Barat Lokasi.

  • Bagian Timur   : Jalan Lintas Timur Sumatera
  • Bagian Barat   : Sungai Tulang Bawang

ANALISIS

Konsep Global penataan pada kawasan ini adalah Konsep Penataan Destinasi Parwisata. Beberapa konteks yang menjadi pertimbangan utama dalam hal ini adalah bagaimana Pengembangan terhadap Access (Kemudahan dalam pencapaian), Aminities (fasilitas atau kelengkapan) dan Attractive (kegiatan yang dilakukan saat di lokasi). Ketiga hal tersebut sangat mempengaruhi kelanjutan kegiatan berwisata pada kawasan ini.

Saat berada di kawasan ini pengunjung harus sapat melakukan beberapa hal berikut sebagai tujuan mereka menjadikan lokasi wisata ini menjadi salah satu lokasi tujuan yang memang benar-benar layak untuk di kunjungi. Beberapa hal tersebut antara lain : What to see, pengertian ini lebih kepada aspek visual yang akan memberikan mereka pengalaman ruang yang berbeda saat berada atau mengunjungi lokasi wisata ini. What to do, pengertian ini labih kepada aspek motorik pengunjung tentang apa yang akan mereka lakukan saat berada pada lokasi wisata ini.Dan, What to buy, pengertian pada aspek ini adalah lebih kepada bagaimana mereka dapat memberikan konstribusi secara ekonomi pada kawasan wisata ini sebagai salah satu destinasi yang memberikan peningkatan terhadap perekonomian lokal setempat. Selain itu juga memberikan sebuah informasi dan pengalaman wisata yang menarik dengan menciptakan ciri khas khusus dalam sebuah desain cinderamata / buah tangan yang khas dari Cakat Nyenyek sebagai salah satu destinasi wisata dalam skala Kabupaten, Propinsi bahkan Nasional.

Secara geografis desa ini terletak pada kecamatan Menggala Timur yang secara legal formal kawasan Cakat Nyenyek ini merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan Wisata Buatan. Berada langsung pada jalur penting yaitu Jalur Lintas Timur Sumatera yang apabila di lihat dengan cermat lokasi perencanaan berada setelah bertemunya jalur Lintas Timur dan Jalur Lintas Pantai Timur Sumatera. Dalam skala Makro dan Mezzo, secara otomatis kondisi sirkulasi kendaraan yang bergerak atau melintas di kawasan ini sangatlah besar sekali.

 

KONSEP PENGAMBANGAN

Zonasi & Land Use

Melihat konsepsi secara luas, pembagian zona kawasan mengambil dasar pembagian konteks kultural yang ada. Dimana terdapat empat bagian penting yang menjadi komponen penyusun adat/budaya setempat berdasarkan kebuaiannya. Empat unsur tersebut adalah Buay Bulan, Buay Tegamoan, Buay Umpu, Buay Aji.

Dengan tetap melihat embrio access yang ada pada lokasi maka pembagian zonasi menjadi empat lokasi tersebut dengan tetap mengacu pada jalan masuk eksisting sebagai core kawasan yang menghubungkan antara bagian timur dan barat lokasi. Menghubungkan antara akses darat pada bagian timur dan akses melalui sungai pada bagian barat.

Access & Pencapaian

Pencapaian menuju lokasi ini apabila di lalui melalui jalur darat maka dapat di capai dengan moda transportasi kendaraan bermotor, baik umum maupun pribadi. Sedangkan apabila melalui jalur sungai maka lokasi dapat di capai dengan moda transportasi air.

Mengingat kondisi level kontur atau topografi yang ada di lokasi lebih rendah dari badan jalan, maka di perlukan adanya penanda yang menjadi awal informasi tentang keberadaan lokasi wisata ini, terutama pada bagian depan kawasan yang berdekatan dengan jalur Lintas Timur pada bagian timur Lokasi Perencanaan. Setelah “penanda” tersebut hadir maka di harapkan akan memberikan keingin tahuan tentang lokasi yang ada, sehingga diperlukan adanya bukaan akses yang lebih besar dari kondisi eksisting yang ada. Dalam arti lain perlu adanya pelebaran pintu masuk pada saat perencanaannya. Sedangkan pada bagian barat yang di capai dengan moda transportasi air yang juga menjadi titik klimaks dari lokasi wisata ini di berikan penanda berupa identitas kawasan secara global berupa Tugu Udang yang berdiri pada bagian dermaga.

Sirkulasi dan Parkir

Pergerakan di dalam site menjadi pertimbangan yang penting dalam hal ini, memberikan konsep walkable pada area dan membatasi pergerakan menggunakan kendaraan bermotor memerlukan pertimbangan yang kuat untuk tetap menjaga kelestarian dan keberlangsungan area wisata ini dengan tetap memperhatikan kondisi kenyamanan dan keamanan pengunjung. Oleh sebab itu di dalam site memerlukan beberapa elemen eksterior furniture yang meminimalisir efek kejenuhan pengunjung dalam melakukan aktifitas berwisatanya. Memberikan pola sirkulasi yang dinamis, terkoneksi secara jelas sehingga orientasi pengunjung tidak terganggu dalam menuju objek yang di capainy amasing-masing.

Zona parkir di bagi menjadi dua zona di area penerima dari arah timur yaitu bagian kanan dan kiri site. Untuk sirkulasi kendaraan bermotor hanya dibatasi sampai zona tersebut. Namun bukan berarti area inti dan bagian dalam kawasan tidak dapat diakses. Area ini tetap dabat diakses terutam untuk kondisi-kondisi darurat atau dalam hal ini adalah tindakan evakuasi.

Tata Hijau

Konsep Dasar Tata Hijau

 

Landmark Kawasan

DESAIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *